Archive

Archive for October, 2018

WADUH, AZOOSPERMIA!!! MASIH BISA PUNYA ANAK?

Setelah membulatkan tekad untuk pemeriksaan analisis sperma, pasti jantung berdegup kencang ga karuan sambil menunggu hasilnya. Salah satu yang membuat kekhawatiran yakni jika penyebab sang istri belum hamil ternyata karena sang suami yakni karena faktor sperma baik karena jumlah yang kurang maupun kualitas sperma yang kurang baik. Tidak jarang tiba-tiba keluar hasil analisis sperma yakni azoospermia. Apa pula ini azoospermia?

Azoospermia berbeda dengan aspermia. Azoospermia yakni suatu keadaan dimana tidak ditemukan adanya sel benih pria atau spermatozoa di dalam cairan ejakulat. Sedangkan aspermia adalah suatu kondisi dimana pasien tidak mampu mengeluarkan cairan ejakulat atau cairan sperma. Jadi pada aspermia, pasien tidak mampu mengeluarkan cairan ejakulat (anejakulasi) sedangkan pada azoospermia, pasien mampu mengeluarkan cairan mani atau cairan ejakulat, namun tidak ditemukan sel benih dalam cairan maninya..Azoospermia sendiri ditemukan pada sekitar 10 persen pria yang datang ke klinik infertilitas atau satu persen dari seluruh populasi pria di dunia. (wah cukup banyak juga ternyata)!!

azoospermia

Jika hasil analisis sperma menunjukkan azoospermia, lalu apa yang harus dilakukan?Apakah berarti saya tidak mungkin punya keturunan? Apakah saya mandul? Eits…Tunggu dulu…Pengambilan kesimpulan mengenai status kesuburan seorang pria tidak bisa hanya berdasarkan satu kali hasil analisis sperma, melainkan minimal berdasarkan dua kali pemeriksaan analisis sperma dengan interval 2-4 minggu. Bisa saja, hasil pemeriksaan analisis sperma kedua menunjukkan hasil kriptozoospermia (suatu kondisi dimana ditemukan sperma dalam jumlah sedikit pada cairan ejakulat yakni <500000/cc). Nah penanganan keduanya juga sedikit berbeda.

Jika kedua hasil analisis sperma menunjukkan hasil azoospermia, Anda jangan lekas berputus asa. Azoospermia sendiri dibagi menjadi dua golongan yakni azoospermia tipe sumbatan (azoospermia obstruktif) dan azoospermia bukan karena sumbatan (azoospermia non obstruktif). Untuk azoospermia tipe obstruktif sangat mungkin untuk mempunyai keturunan, sedangkan pada azoospermia tipe non obstruktif pun juga masih memiliki harapan untuk memiliki keturunan jika penyebab azoospermia tersebut dapat diobati, misal azoospermia karena kekurangan hormon reproduksi.

Pasien dengan hasil analisis sperma menunjukkan azoospermia, Anda dapat segera berkonsultasi dengan dokter spesialis Andrologi (seperti di rumah sakit tempat saya bekerja) untuk mencari tahu penyebab dari keadaan azoospermia, apakah karena sumbatan atau karena adanya kekurangan hormon reproduksi. Dokter spesialis Andrologi akan mengevaluasi dengan melakukan pemeriksaan USG dan pemeriksaan hormon reproduksi untuk mencari tahu penyebab keadaan azoospermia tersebut serta memberikan solusi yang terbaik untuk Anda. So, jangan takut berkonsultasi dengan dokter Androlog Anda agar mendapatkan penanganan segera.

Salam andrologi,

drzeezouu

Categories: Uncategorized

MANI ENCER = JUMLAH SPERMA KURANG (OLIGOZOOSPERMIA)???

Membaca hasil analisis sperma merupakan suatu hal yang hampir membuat harap-harap cemas. Takutnya malah saya yang menyebabkan istri jadi susah hamil. Runtuhlah harga diri seorang pria…Salah satu hasil analisis sperma yang umum dijumpai yakni kondisi kurangnya produksi sel benih atau spermatozoa dan sering dikenal dengan istilah oligozoospermia. Hasil analisis sperma menyimpulkan oligozoospermia jika didapatkan jumlah (konsentrasi) spermatozoa kurang dari 15 juta per ml cairan mani (menurut WHO 2010).

oligozoospermia

Jadi, kondisi oligozoospermia atau jumlah sperma yang kurang hanya dapat disimpulkan melalui pemeriksaan analisis sperma yakni menggunakan mikroskop, bukan dengan menerawang seperti cenayang berdasarkan pengamatan mata telanjang, yakni keluhan cairan mani encer (hal yang umum dikeluhkan pasien).

mani encercenayang

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kondisi oligozoospermia, antara lain: sumbatan saluran sperma, varikokel (varises pada kantung buah pelir), kurangnya hormon reproduksi, infeksi saluran reproduksi pria (infeksi saluran sperma), pasca pengobatan antibiotik lama, penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon steroid, penyakit kronis bahkan pada pasca pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radioterapi. Bisa pula karena faktor genetik atau keturunan. Penyebab-penyebab oligozoospermia tersebut ada yang dapat diobati, namun adapula yang tidak dapat diobati. Misal: pada pasien oligozoospermia dengan varikokel, operasi dapat merupakan pilihan. Banyak pasien pasca operasi perbaikan varikokel menunjukkan perbaikan jumlah dan kualitas spermatozoa. Begitu pula pada pasien dengan defisiensi (kekurangan) hormon reproduksi dapat diberikan terapi perbaikan hormon reproduksi sehingga diharapkan mampu memperbaiki jumlah dan kualitas spermatozoa.

Bila terdapat pasangan suami istri yang mengalami kondisi oligozoospermia, sang pria dapat menghubungi dan berkonsultasi dengan dokter spesialis Andrologi untuk mengevaluasi penyebab dari kondisi oligozoospermia serta memperoleh penanganan yang tepat segera mungkin sebelum terlambat dan kondisi makin parah. Jadi jangan ragu datang untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis Andrologi Anda.

Salam andrologi,

drzeezouu

Categories: Uncategorized