Home > Faktor Wanita, Terapi Infertilitas > Erosi serviks uteri dan infertilitas

Erosi serviks uteri dan infertilitas

Petang ini, saya mendapatkan 2 kasus yang serupa, yaitu infertilitas, dan keduanya mempunyai satu faktor yang sama erosi serviks uteri. Faktor ini memang bukan faktor penyebab infertilitas satu-satunya, namun cukup sering didapatkan pada wanita muda, yang nampaknya sehat, namun mengalami keputihan dan infertilitas.

Erosi serviks uteri (cervicitis) adalah perubahan yang terjadi di mulut rahim dan biasanya  di diagnosis pada saat pemeriksaan dalam vagina (pemeriksaan ginekologi).  Beberapa keluhan yang dialami adalah keputihan berbau atau gatal, nyeri pinggang, nyeri perut bagian bawah, infeksi saluran kencing berulang, nyeri saat hubungan seksual, sampai infertilitas.  Keluhan keputihan bisa sangat mengganggu dan bisa sampai bertahun-tahun.

Pasien dengan erosi serviks hampir selalu disertai dengan keputihan yang kental, dan berbau. Cairan ini berisi  sel-sel darah putih, sel mati, sekresi peradangan, bakteri, jamur, parasit atupun virus.  Cairan ini sangat tidak sehat bagi kehidupan sperma, dan akan sangat menyulitkan sperma untuk bergerak.

Ada beberapa teori penyebab hal ini.

  1. Kadar hormon estrogen yang tinggi dalam darah, yang menyebabkan perubahan pertumbuhan sel-sel epitel.  Sel-sel kolumnar tumbuh mendesak sel epitel gepeng. Teori ini mendasarkan banyaknya kasus pada: wanita hamil, pengguna pil KB, wanita dengan terapi pengganti hormon, dan bayi.
  2. Infeksi. Masih banyak perdebatan apakah erosi disebabkan atau, menyebabkan iritasi.  Tapi yang jelas sering sekali kedua hal ini muncul bersamaan. Infeksi dapat beraneka ragam, jamur, bakteri, parasit, dan tentu saja virus.
  3. Iritasi kronik.  Banyak penyebab yang dapat mengiritasi daerah tersebut misalnya penggunaan cairan pembersih yang tidak tepat, gel kontrasepsi anti sperma, dan tentu saja hubungan seksual (apalagi bila menggunakan sesuatu yang tidak sehat misalnya kondom yang tidak licin, atau alat bantu lainnya).

Pada pemeriksaan akan ditemukan serviks uteri yang seharusnya licin, menjadi kemerahan kasar, dengan tepi granular,  yang tertutup oleh  banyak lendir (putih, kekuningan, atau keruh), dan mudah berdarah bila tersentuh alat periksa.

Erosi seperti ini harus di bedakan dari keganasan, sifilis, atau penyakit menular seksual.  Oleh karena itu bila dijumpai erosi serviks, perlu dilakukan pemeriksaan swab vagina (untuk pemeriksaan mikrobiologi), atau bila dicurigai keganasan bisa dilakukan Pap’s smear atau biopsi.

Terapi

Bila dijumpai tanpa gejala, biasanya tidak ada terapi khusus.  Namun biasanya gejala penyerta seperti keluhan di atas dan infeksi selalu menyertai. Tujuan terapi adalah menghancurkan sel-sel kolumnar sehingga sel epitel gepeng dapat tumbuh di tempatnya.

Beberapa langkah terapi yang harus ditempuh adalah :

  1. Memberikan terapi infeksi dengan antimikroba (anti bakteri/jamur/virus) yang tepat. Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas.   Obat dapat berupa kombinasi dan dapat diperpanjang waktunya sampai sembuh. Pemberian obat harus kepada kedua belah pihak (suami dan istri).
  2.  Pasangan dilarang berhubungan seksual (=abstinensia), sampai keputihan dan erosi serviks dinilai sembuh.
  3. Melakukan tindakan untuk mempercepat penyembuhan erosi serviks yang sudah parah dengan :
    • Electrocauter : ‘pembakaran’ daerah erosi dengan elektrik.
    • Cryotcautery : penghancuran sel-sel epitel menggunakan suhu ekstrim dingin yang dihasilkan oleh gas N2O
  4. Vaksinasi HPV (kanker leher rahim) sebaiknya dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker leher rahim pada kemudian hari.

 

Dr.D

  1. Pipit
    27/07/2017 at 9:16 am

    Dok saya hari minggu tgl 23 juli ini melalukan iva yg dinyatakan oleh dokter hasilnya iva+ trus saya di krioterapy setelah itu saya diberikan obat antibiotik dan anti nyeri dan keputihan saya terus keluar tapi saya mengalami sakit pinggang apakah ini berbahaya dok mohon petunjuknya dok?
    trimakasi

    • 15/01/2018 at 6:32 am

      Setelah dilakukan krioterapy, memang cenderung mulut rahim mengeluarkan lendir yang berlebih dan terdapat nyeri di pinggang.
      Bila tidak ada permasalahan lain, maka keluhan tersebut tidak berbahaya.

  2. pie
    01/09/2014 at 1:32 pm

    dok. saya mau tanya..
    umur 22thn. sya sdh mnikah 6bln. saya keputihan smnjak masih remaja. ketika mnikah. kputihan masih ada. wrna putih susu kental dan bau anyir.

    haid slalu lncar dan cma skit prut wktu haid prtama.
    ttapi ktika di sentuh dengan jari sperti asa jerawat bintil bintil di seeviks. apkah itu merupakan erosi serviks dok? soalnya saya takut untuk periksa ke dokter

    • 02/09/2014 at 9:21 am

      Dear Pie,
      Jelas sekali anda mengalami keputihan infeksi yang harus diobati. Bila hal ini berlangsung kronis, maka risiko komplikasi (erosi servix, endometritis, adnexitis sampai dengan oklusi tuba) dapat terjadi. Silakan segera periksa ke dr obgyn/ spesialis kandungan agar terapi dapat tepat.
      Dr.D

  3. novita
    30/04/2014 at 2:50 pm

    Dok, saya mau tanya. Saya pernah mlakukan swab vagina dan hsil swab vagina itu ad gardnella 2 dan lactobacilussnya 2. Kmudian saya d beri faginal douch yaitu lactacyd, stlh 1 mnggu kmudian sya swab ulang hasilnya gardnela sdh 0 tapi lactobacilusnya hsilnya 3. Apakah itu berbahaya dok?? Dan kenapa saya styp harinya masih keputihan berwarna putih susu, tapi tidak gatal dan tidak berbau. Bagaimana itu dok?? Mohon jawabnnya

    • 01/05/2014 at 10:22 pm

      Dear Novita,
      Lactobacillus adalah suatu bakteri gram positif yang sebenarnya merupakan bakteri yang normal dalam vagina bila tidak terlalu banyak. Namun kemampuannya mengubah laktosa menjadi asam laktat dapat mengakibatkan bakteri lain yang suka dengan keadaan asam menjadi berkembang diantaranya jamur dan gardnerella vaginalis. Pengobatan yang tepat adalah dengan metronidazole atau clindamycin, dan untuk menekan lactobacillus setelah terapi dapat diberikan lactacyd (pH balance).
      Bila anda menggunakan obat yang berisi metronidazole dan nystatin (vaginal ovule) maka saya rasa keputihan yang berwarna susu akan segera hilang. Jangan lupa bila hal ini masih terus berlanjut, pasangan harus juga diobati, atau dengan memperpanjang waktu terapi.
      Semoga lekas sembuh.

      Salam,
      Dr.D

      • novita
        04/05/2014 at 2:21 pm

        Berarti berbahay y dok?? Ini saya harus konsumsi metronidazol yg brapa y dosisnya?? Trs dmnum slama brapa hari dok??

      • novita
        04/05/2014 at 2:25 pm

        Truss,, dimana saya bsa mndapatkan vaginal ovula dg. Kandungan metronidazole dn nystatin it dok?? Mhon infonya dokter

  4. tere
    12/04/2014 at 5:56 am

    Dear dok d, saya wanita 32th, pernah mengalami erosi servix pertama kali th 2006, lalu hanya diobati secara oral dan abotyl ovula, karena saya kurang paham saat itu, saya tidak kontrol lagi, sekarang sejak aware akan bahaya kanker servik, saya rutin papsmear dan cek up, tapi selalu kata obyn saya, ada jerawat2 kecil di serviks, pernah erosi akut beberapa bulan lalu dan hanya diobati oral dan abotyl ovula, cek up berikutnya normal, swap vagina, papsmear normal semua. Skrg saya lagi program dok, tp belum berhasil sudah 4bln, setiap cek up pasti ada jerawat2 itu di serviks.apakah program belum berhasil dikarenakan jerawat2 di serviks saya yg tidak tuntas ya dok? Saya pernah minta second opinion disarankan dibakar, cuman obyn saya bilang normal karena perubahan hormon berlebihan, memang saya sudah ada gejala sakit payudara, nyeri pinggang selalu 2 minggu sebelum haid. Dengan kondisi saya ini, kalo memang kelebihan hormon, apakah dengan dibakar bisa sembuh total dok? Dan sebaiknya prosedure dilakukan setelah bersih haid atau boleh kapan saja, karena saya selalu mengalami peningkatan hormon 2minggu sebelum haid. Terima kasih.

    • 12/04/2014 at 1:18 pm

      Dear Tere,
      karena hasil papsmear dan swab anda normal, berarti anda tidak usah risau terhadap kanker servix.
      Jerawat-jerawat kecil tersebut mungkin hanya erosi dan salah satu terapinya adalah dibakar (cauter) silakan berkonsultasi lebih jauh dengan dokter anda.
      Untuk prosedur bisa kapan saja dan sebaiknya tidak berhubungan dulu setelah tindakan (6 minggu)
      Terima kasih kembali.
      Dr.D

      • tere
        12/04/2014 at 7:01 pm

        Thank you dok for the quick respond

  5. Ainidwia
    03/03/2014 at 3:58 pm

    Dear Dokter,
    Pada area kelamin saya, tepatnya di atas klitoris, terdapat daging tumbuh (mirip kutil), dengan ukuran kecil. Kemudian saya pergi ke Dokter spesialis penyakit Kulit dan Kelamin. Dokter tersebut memeriksa saya hanya scr visual saja, dan saya didiagnosa mempunyai Condyloma, kemudian beliau meminta saya untuk operasi, tanpa melakukan cek lab atau semacamnya.
    Apakah hanya dengan jalan operasi saja untuk mengobatinya, Jika sudah melakukan operasi, apakah virus tersebut juga hilang.
    Pengecekan seperti apakah yang harus saya lakukan (saya juga mengalami keputihan), untuk mengobati penyakit saya ini

    • 17/03/2014 at 1:26 pm

      Dear Ainidwia.
      Dokter spesialis kulit dan kelamin serta Obgyn, sudah cukup terbiasa dengan masalah seperti ini. Jadi kemungkinan untuk kesalahan diagnosis kecil.
      Silakan jalani operasi (biasanya kauter/eksisi) untuk menghilangkan condyloma tersebut dan mintalah obat diminum dan salep untuk membantu penyembuhan.
      semoga lekas sembuh
      Dr.D

  6. Endah
    20/01/2014 at 5:29 pm

    Terima kasih atas jawabannya pak dokter, menyambung pembicaraan sebelumnya. Waktu kontrol saya dinyatakan dokter cuma keputihan yg di sebabkan jamur dan tidak ada erosi servic, dg mengacu hasil pap smear “Portio Cervix, Pap smear : Infeksi Candida albicans”, dan diberi obat telan 5hr (profic) dan 5 yg sub, ketika saya minta obat untuk suami agar tidak terjadi pingpong lagi kata dokter tidak perlu, dan dokter jg tidak mau memeriksa apakah masih infeksi atau tidak, tetapi setelah pengobatan kok saya masih keputihan dok tetapi tidak gatal tp berwarna putih susu terkadang agak hijau, sehingga saya tidak berani pasang IUD, minta saran obat apa untuk saya agar bisa sembuh total begitu jg untuk suami saya. Terima kasih dok atas segala jawaban yg diberikan.

  7. Endah
    18/12/2013 at 12:06 pm

    Dok, saya mengalami keputihan, oleh dokter saya diberi obat vagistin 5hr dan 1 diminun cuma 1x dihari pertama saja, vagistin di hari yg ke 2, kemudian disuruh pap smear. Krn masih keputihan vagistin saya teruskan 3 hr. Hasil dr papsmear saya peroleh 2 minggu kemudian. Kesimpulannya dr hasil ini adalah Portio Cervix, Pap smear : Infeksi Candida albicans. Krn masih haid saya tunda untuk kontrol lagi, dr info bidan katanya tdk perlu kontrol bila keputihan sudah tdk keluar dan tidak gatal. Dok, krn saya ingin benar2 sembuh apakah sudah cukup pengobatannya atau hrs kontrol lagi ke dokter kandungan? Bila sudah sembuh apakah diperbolehkan memakai kontrasepsi IUD, dan IUD yg manakah yg lebih disarankan dokter dg segala riwayat yg saya alami. Terima kasih dok atas segala jawaban yg diberikan.

    • 07/01/2014 at 10:40 am

      Ibu Endah yang baik.
      Agar pengobatan jamur (candida) dapat tuntas maka sebaiknya pengobatan harus sampai selesai (5-7) hari, dan ada baiknya kalau suami juga diberi obat anti jamur.
      Untuk penggunaan IUD, yang paling penting adalah infeksi sudah sembuh, anda bisa memilih dan menggunakan salah satu dari beberapa jenis IUD.
      Terima kasih kembali, semoga ini dapat berguna.
      DS

  8. ana
    02/12/2013 at 5:07 pm

    Terimakasi dok, atas sarannya, kalau untuk melakukan Cauterisasi biayanya sekitar brp dokter?terimakasih

  9. angelique
    05/11/2013 at 2:42 pm

    Dok saya terdiagnosa herpes 4 bulan yang lalu dan 2 bulan yg lalu juga ternyata ada bakteri diplococus dan chlamydia. Sdh diobati untuk bakterinya dan sdh dilakukan swab ulang dan sdh negatif. 10 hari yg lalu saya merasakan gatal dan keputihan dan diperiksa ternyata msh positif chlamydia dan ada erosi serviks. Pdhal saya tidak melakukan hub badan lagi. Kenapa bakteri chlamydia msh positif yah padahal sebelumnya sudah negatif. Lalu saya diinfus azythromycin 500mg selama 5 hari. Dan juga saya dilakukan bedah leep untuk menghilangkan erosi serviksnya dan juga bintil spt jerawat (kutil palsu) yg berada di pinggir vagina. Yang ingin saya tanyakan. Mengapa kog bakteri chlamydia msh positif pdhal hsl swab sebelumnya sdh negatif. Dan berapa lamakah luka akibat leep sembuh. Saat ini saya diberikan obat minum levofloxacin 2x sehari 400mg dan fluconazole 1x sehari 400mg selama 12 hari. Dan saat ini saya msh merasa gatal dan keputihan. Apakah normal akibat bedah leep? Terimakasih dok.

    • 05/12/2013 at 3:26 pm

      Dear Angelique,
      pada beberapa kasus memang infeksi urogenital tidak dapat sembuh dengan sekali terapi.
      Perlu beberapa seri sehingga benar-benar sembuh.
      Untuk masalah LEEP, dibutuhkan sekitar 6 minggu untuk dapat sembuh dan kembali terjadi regenerasi mukosa servix.
      Pda saat ini maka keluhan lendir yang berlebihan biasanya terjadi.
      Jangan lupa tetap mengkonsumsi obat obat anti bakteri dan jamur (yang sepertinya sudah anda dapatkan)
      Semoga lekas sembuh.

      Dr.D

  10. ana
    22/10/2013 at 12:08 pm

    dok, saya ana umur 24 tahun, telah menikah dan belum memiliki anak.. dokter mengatakan saya terkena erosi servix dan telah berlangsung selama 8 bln, dan saya telah melakukan papsmer dan kultur tetapi hasilnya negatif, dan saya telah mengkonsumsi banyak obat anti jamur, obat yang dimasukkan ke vagina, tetapi sampai saat ini saya masih mengalami keputihan putih kental seperti keju, nyeri dan panas pada vagina, apakah yang saya harus lakukan?apakah saya harus test lab ulang tau bagaimana dok?

    • 26/10/2013 at 12:58 am

      Dear ana,
      ada beberapa penyebab terjadinya cervicitis kronis yang sulit sembuh
      1. Pengobatan tidak adekuat (jenis obat, cara dan lama terapi)
      2. Pengobatan tidak sesuai (untuk memastikan pengobatannya tepat, lakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas swab vagina)
      2. Ping-pong phenomen (untuk menghindari ini, terapi diberikan juga untuk pasangan seksual)
      3. Kebiasaan yang tidak baik (melakukan flushing vagina dengan air PAM)
      Pada saat pengobatan, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual sekitar 6 minggu untuk memastikan keberhasilan terapi.
      Terima kasih.
      Dr.D

  11. 28/09/2013 at 10:56 am

    Hai dok, salam kenal.
    2 bln yg lalu sy mendpatkan pengobatan utk erosi servik dengan obat2an antibiotik & albotyl vagina, tp dokter yg menangani sy wkt itu tdk menyampaikan utk puasa senggama spt yg dokter infokan disini. Kurang lbh 1 minggu setelah pengobatan sy & suami melakukan hub (mengingat kami jg ingin nambah momongan).
    5 hari yg lalu pinggang sy terasa sakit & keluar mens, nyeri pinggang sempat hilang tp kok sekarang muncul lg ya dok? apakah ini jg pertanda jika erosi servik sy blum betul2 sembuh/kambuh lg? apa yg hrs saya lakukan sbg tindakan pencegahan?
    Terimakasih dok

    • 30/09/2013 at 10:35 am

      Hallo Ocha, salam kenal juga.
      Erosi cerviks adalah kondisi yang biasanya kronis, tidak dapat sembuh dalam waktu cepat (biasanya membutuhkan beberapa minggu sampai 1-2 bulan) bila pengobatan tepat.
      Nyeri yang anda rasakan bisa berhubungan dengan erosi ini bisa juga tidak.
      Sebaiknya anda melakukan pemeriksaan ulang dan menjalani pengobatan yang lengkap bila anda ingin memastikan penyakit tersebut sembuh.
      Puasa senggama sebaiknya dilakukan agar tidak terjadi iritasi/infeksi baru selama pengobatan berlangsung.
      Terima kasih kembali.

  12. nia
    07/09/2013 at 6:26 pm

    dok, sodara saya umurnya 20 th dan belum menikah, saya mau tanya. setelah dia berhenti mens itu dia keputihan berwarna coklat, cairannya agak kental, dan berbau darah. lalu beberapa hari kemudian keputihannya menjadi lendir bening yang bercampur darah, ditemukan juga gumpalan darah tapi sedikit dan ada seperti gumpalan susu berwarna putih, serta keputihannya masih berbau darah. dok, dari keluhan dia tadi, dia kenapa ya dok? apa yang harus saya sarankan kpd dia?

    • 10/09/2013 at 1:24 pm

      Nia yang baik, saran yang paling tepat adalah memeriksakan diri ke dokter (dokter obgyn), dengan demikian maka dapat dilakukan pemeriksaan dan diagnosis dapat ditegakkan dengan tepat. Disamping itu saudara anda tidak akan risau, serta menghilangkan kemungkinan timbulnya penyakit yang lebih berat bila tidak diobati (bila itu suatu penyakit yang serius).
      Demikian jawaban saya
      Salam
      Dr.D

  13. IDA
    19/06/2013 at 8:13 pm

    dok, saya ida mau tanya satu bulan yang lalu saya dicauterisasi karena divonis menderita orosi portio kronis, sampai sekarang kok masih sering flek–flek, kata dokter tidak apa apa karena nanti setelah dua bulan akan normal dengan sendiri.. gimana dok … betulkah itu dok.. ? salam dan trims….

    • 20/06/2013 at 10:34 pm

      Hello Ida, tindakan kauterisasi dengan indikasi erosi porsio kronis mempunyai efek samping keluarnya cairan yang cukup banyak, sampai 6 minggu sesudahnya. Jadi saya setuju dengan dokter anda. Jangan lupa untuk mendapatkan obat antibiotik/antijamur/antiparasit yang sesuai dengan infeksi yang diderita, serta melakukan abstinensia (puasa sanggama) selama 6 minggu setelah tindakan.
      Silakan kunjungi blog lain di http://www.bloginfertilitas.wordpress.com untuk lebih jelas menyimak masalah erosi servik uteri.

      Salam.
      Dr.D

  14. renielie
    17/03/2013 at 3:08 am

    Maaf dok saya mau bertanya lg, sudah 3bln erosi saya msh ttp Αϑα tetapi kata dokter sdh tinggal sedikit lg. Saya tetap memakai abotyl ovula untuk pengobatan. Apakah Αϑα efek samping dr obat ini karena saya sdh cukup banyak & lama memakai obat ini? Dan saya mau tanya juga, dokter obgyn saya memperbolehkan berhubungan asalkan memakai kondom, tetapi saya melakukan hubungan kira2 1bln sekali krn msh takut dgn erosi ini, setelah melakukan saya keputian. Apa memang benar boleh melakukan hubungan asalkan memakai kondom?
    Mohon pencerahannya dok,,
    Trimakasih

    • sari
      14/04/2013 at 9:21 pm

      dok maaf saya mo tanya 2hr yg lalu sy abis couterisasi krn menurut dokter ada luka dileher rahim pertanyaannya sesudah proses couter itu sakit ngk kok saya msh ngerasain nyeri diservik saya kdng jg nyeri diperut bwh. Tolong dijwb ya dok..

      • 11/05/2013 at 11:25 am

        Sari yang baik.
        Memang setelah cauterisasi ada beberapa efek samping yang biasa timbul.
        Yang pertama adalah perasaan tidak enak/nyeri diperut bawah atau pinggang belakang. Biasanya hal ini diatasi dengan obat anti-nyeri. Efek samping kedua adalah lendir vagina yang cukup banyak akibat proses deskuamasi/penghancuran sel epitel cervix.
        Untuk itu anda tidak perlu kuatir.
        Bagi pasien saya yang melakukan cauterisasi saya juga menganjurkan meminum antibiotik dan puasa sanggama selama 6 minggu.
        Terima kasih atas pertanyaan anda.
        Salam
        Dr.D

  15. humairoh iyio kurniawan
    01/02/2013 at 5:50 pm

    Sore dokter,,,
    salam kenal,
    sy salah satu wanita yg terkena erosi pd serviks,dokter saya bilang harus di couterisasi/lasser.sy mau tanya apa bisa sembuh klo tanpa dilasser(hanya dg obat)?dilasser/dicouter itu aman gk sih?terimakasih jawabannya dokter 😉

    • 05/02/2013 at 10:10 am

      Dear ibu Humairoh,

      Cauterisasi bertujuan melakukan dermabrasi atau menghancurkan kulit yang terkena infeksi kronis supaya dapat tumbuh kulit baru yang normal. Selain dengan cauterisasi, maka diperlukan pengobatan untuk mengatasi infeksi bila itu terjadi, tergantung dari jenis infeksi yang dialami. Untuk menunjang penyembuhan, maka pasangan juga dianjurkan untuk menjalani absitnesia (tidak melakukan coitus) sekitar 6 minggu. Semoga hal ini dapat membantu.
      Salam, dr. D

  16. eka
    30/10/2012 at 12:54 pm

    saya tri., saya pernh terkena erosi servik , saya tau karna mau pasang steril, dan kt dokter harus smbuh dulu bru bs pasang. Dan sy d kash resep sub albotil 3 biji. Obtnya di masukn d vagina menjelang mau tdur slma 3hr dn tidak boleh brhubngan bdan dulu. Dan wkt sy kontr0l alhmdulh uda smbuh bln dpn bisa psang kb streril..

  17. dewi
    03/10/2012 at 6:11 pm

    dokter, 3 minggu yg lalu saya di cauter oleh ahli dr.obgyn krn dikatakan mengalami erosi serviks, sesdhnya saya bingung kalau mau melakukan sholat krn setiap awal bulan biasanya saya haid,..bagaimana membedakan itu haid atau sisa cairan akibat cauter? terimakasih..

  18. yanti
    28/09/2012 at 10:49 am

    salam kenal dok, sy mau bertanya dok, sebelumnya ,,, sy baru menikah sekitar 2 minggu yg lalu, usia sy 24 thun, pertma kali sy berhubungan dgn suami sy 1hari sebelum akhirnya datang menstruasi , lalu sy 1 minggu setelah menstruasi sy berhubungan lg dengan suami sy, setelah beberapa 5 hari kemudian timbul flek2 darah warna coklat di celana dalam sy sampai hari ini sudah 4hari, kata teman sy kemungkinan sy hamil tapi sy tepeck ternyata hasilnya negatif dok, kemudian sy berhubungan lg dengan suami sy lalu muncul tanda2 seperti diatas, perut sy bagian kiri bawah sering nyeri, kemudian setiap kali berhubungan sy merasa sakit dan keluar cairan putih kental bercampur dengan cairan warna coklat, sedikit bau dan daerah V sy merasa gatal, kenapa ya dok?sy mau periksa takut, dan sy coba bersihkan dengan air hangat rasa gatal dan sakit setelah berhubungan berkurang dan mereda, tapi flek coklat dicelana dlm sy masih tetap ada,tolong dok sy kenapa dan apa penyebab permasalahan sy ini ya dok?trimakasih

    • 01/10/2012 at 11:28 pm

      Dear Yanti. Pertama-tama saya ucapkan selamat atas pernikahan anda. Saya harap saya salah, tapi bila dari informasi yang Yanti berikan, sepertinya anda mengalami infeksi di daerah genitalia. Gejala yang umum adalah rasa tidak nyaman, mengeluarkan cairan tidak normal, bau dan gatal. Bila keluhan tersebut belum berkurang ada baiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis Kulit dan Kelamin, atau ke dokter Obstetri Ginekologi, untuk mendapat kepastian diagnosis dan terapi. Salam.

  19. 26/08/2012 at 9:13 am

    maaf dokter kembali menyambung
    apakah kualitas embrio itu dipengaruhi oleh besarx sel telur yang diambil dan jumlah sperma yang ada dok, karena kmerin telur saya yang diambil ada 15 dan jumlah sperma suami saya cuman 5 juta dok dan hasilnya cuman mendapat 3 embrio dok yang lain tidak berkembang, oh ya dok erosiq pernah di kolter apa bisa dilakukan tindakan yang sama untuk penangananx dok
    trimaksih dok

  20. 26/08/2012 at 6:22 am

    hai dok,
    saya disuspect dokter terkena erosi serviks dan pernah terapi kolter dok dan saya harus puasa senggama sampai 6 minggu tapi ternyata erosi itu masih muncul, kemarin saya ikut program bayi tabung tapi gagal embrio tidak menempel dan erosi itu ada, apakah kegagalan batab saya karena erosi dok, trus bisakah terapi kolter dilakukan lagi apakah tidak akan mengganggu serviks
    trimakasih dok

    • 26/08/2012 at 7:47 am

      Dear Erna,
      Saya bisa membayangkan yang anda rasakan, pasien-pasien saya juga merasakan hal yang sama bila mengalami hal tersebut. Namun jangan lupa, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Belum tiba saatnya, dan saya percaya dengan kemajuan ilmu kedokteran sekarang, kita hanya perlu tetap setia berusaha sambil menyelaraskan keinginan kita dengan kehendak Tuhan.
      Erosi servik berhubungan dengan infertilitas oleh karena sebab tidak langsung, yaitu infeksi yang biasanya ada bersama dengannya. Bila infeksi ini belum di terapi dengan benar, maka erosi dapat menjadi penyebab kegagalan kehamilan spontan, inseminasi bahkan bayi tabung. Namun ada banyak faktor kegagalan bayi tabung, mulai dari kualitas embryo, reseptivitas endometrium, dukungan fase luteal, sampai dengan faktor imunologis dapat berpengaruh, disamping faktor-faktor yang lain. Oleh karena itu jangan ragu untuk tetap berkonsultasi dengan dokter anda dan kembali berusaha setelah anda siap.
      Salam

  21. endah
    19/07/2012 at 11:18 pm

    Dok bulan juni ini saya periksa IVA ke bidan, dimana keluhan saya adalah nyeri (perasaan gak enak di perut bagian bawah sebelah kiri). Dari periksa IVA ini, diketahui bahwa saya mengalami erosi di serviks. Dah diberi obat, tp masih mengalami keputihan meskipun yg seperti susu dah berkurang, tp nyeri nya masih tetep. Apa yg hrs saya lakukan dok, sebab obat yg diberi kemarin membuat maag dan jantung berdebar. Jadi saya bingung mau berobat kemana?
    Thanks ya dok

    • 26/08/2012 at 7:34 am

      Dear Endah, dibutuhkan waktu yang cukup panjang (paling tidak 6 minggu) untuk pembentukan/regenerasi epitel lagi agar erosi menjadi benar-benar sembuh. Selama itu, terapi infeksi harus simultan, menghindari hubungan sexual, serta tentu saja menjaga higienitas vagina. Beberapa tindakan yang agresif perlu dilakukan seperti kauterisasi, cryoterapi dll silakan lihat di bagian lain di blog saya ( http://wp.me/p28tQw-1Z ). Untuk penanganan lebih jauh silakan datang ke dokter obgyn anda.

  22. Aleeka
    14/06/2012 at 3:48 pm

    Hi Dok,
    Saya disuspect oleh dokter terkena erosi diserviks seberapa bahayakah erosi ini ? apakah bisa memicu menjadi kanker serviks atau ini salah satu pertanda kanker serviks ?
    dan cara mengobatinya seperti apa ? karena saya diberikan albhothyl ovarium. thanks ya dok

    • 15/06/2012 at 12:27 am

      Hello Aleeka,
      Erosi di servik uteri memang sesuatu hal yang mengkhawatirkan dan perlu diwaspadai.
      Untuk itu, saya pernah menuliskan sedikit artikel mengenai hal ini.
      silakan klik di
      Bila ada yang belum jelas jangan ragu untuk bertanya.

      Salam,
      Dr.D

  1. No trackbacks yet.

Silakan tulis komentar / pertanyaan anda di sini